Wali Kota Kendari Klarifikasi: Studi ke Bali Demi Bangun Ekonomi Daerah, Bukan Liburan

0

Kendari – Wali Kota Kendari menegaskan bahwa kunjungan kerja Pemerintah Kota Kendari ke Bali bukanlah perjalanan wisata seperti yang beredar di masyarakat. Ia menyebut, perjalanan tersebut merupakan langkah strategis untuk mempelajari tata kelola ekonomi dan pemberdayaan UMKM di daerah yang berhasil menggerakkan perekonomian pascapandemi.

Klarifikasi ini disampaikan Wali Kota di hadapan ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam kegiatan Temu Bisnis Kota Kendari Tahun 2025 yang digelar oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnaker) Kota Kendari di Plaza In Kendari, Senin (27/10/2025).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh para asisten pemerintah kota, kepala OPD, Kepala Disnaker Kota Kendari Dr. Farida Agustina M, M.Si, Ketua KADIN Kendari, Ketua PHRI, perwakilan HIPMI, Asosiasi Ritel, Bank Indonesia, serta sejumlah pimpinan perbankan di Kota Kendari. Sedikitnya 300 pelaku UMKM dan IKM ikut mengikuti acara ini.

Dalam berbagai hal, Wali Kota dengan tegas menepis isu yang menyebut kunjungan tersebut hanya ajang “jalan-jalan.”

“Kalau jalan-jalan, ngapain ke Bali? Sekalian saja ke luar negeri,” ujarnya disambut tawa para peserta.

Ia menjelaskan, rombongan Pemkot Kendari ke Bali bertujuan mempelajari sistem pelayanan publik di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Badung, sekaligus mengkaji strategi pengelolaan ekonomi lokal yang menjadikan Badung sebagai daerah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Indonesia, mencapai Rp9 triliun per tahun.

“Kami ingin meniru bagaimana mereka menggerakkan perekonomian dari sektor wisata dan UMKM. Itu yang ingin kami implementasikan di Kendari,” jelasnya.

Selain mengunjungi MPP, rombongan juga meninjau pusat oleh-oleh terkenal, Krishna, yang menampung lebih dari 250 pelaku UMKM lokal. Menurut Wali Kota, sistem penjualan di Krishna dapat menjadi contoh bagi Kendari, karena seluruh produk dibeli langsung oleh pengelola sehingga pelaku usaha tidak kesulitan menjual produknya.

“Konsep seperti ini akan kita wujudkan di Kendari agar produk masyarakat kita bisa terjual dan mendapat nilai ekonomi yang layak,” katanya.

Wali Kota menambahkan, banyak produk lokal di Kendari yang memiliki kualitas tinggi—mulai dari tenun, tas anyaman, pajangan berbahan lokal, hingga olahan makanan kemasan—namun belum mendapatkan pasar yang luas karena kurang promosi dan fasilitas penjualan.

“Kita sadar banyak produk bagus di Kendari tapi belum dikenal karena kurang promosi. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha, ini bisa kita ubah,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota juga mengganggu kondisi fiskal nasional yang akan mengalami penyesuaian tahun depan. Ia mengingatkan masyarakat agar tetap produktif di tengah pengurangan dana transfer dari pemerintah pusat.

“Dana transfer dari pusat ke daerah tahun depan akan dikurangi. Tapi saya sampaikan kepada semua unsur, kita harus sabar, kuat, dan tetap semangat berproduksi,” pesannya.

Ia berharap kegiatan Temu Bisnis menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga keuangan dalam memperkuat perekonomian daerah yang inklusif.

“Saya ingin ekonomi di Kota Kendari tumbuh inklusif, tanpa satu pun yang tertinggal. Lebih baik satu kali melihat daripada seribu kali mendengarnya. Semoga masyarakat memahami bahwa setiap langkah pemerintah adalah untuk kemajuan bersama,” tutupnya. (HenQ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here