BPS Sultra Rilis Data Terbaru: Inflasi 3,26 Persen, Nilai Tukar Petani Turun, Ekspor Naik Tajam

0

Kendari – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara merilis perkembangan sejumlah indikator strategis ekonomi daerah periode Oktober 2025. Berdasarkan data terbaru, Sulawesi Tenggara mencatat inflasi tahunan (year on year/y-on-y) sebesar 3,26 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,39.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Baubau dan Kabupaten Kolaka masing-masing sebesar 3,96 persen, sementara inflasi terendah di Kota Kendari sebesar 2,87 persen.

Plt. Kepala BPS Sultra Andi Kurniawan menyampaikan bahwa, inflasi y-on-y terjadi akibat kenaikan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran, antara lain makanan, minuman dan tembakau (5,69%), perawatan pribadi dan jasa lainnya (8,52%), serta pendidikan (5,07%).

“Meski inflasi relatif terkendali, sejumlah kelompok pengeluaran seperti pangan dan jasa pribadi masih memberi tekanan terhadap laju inflasi daerah,” ujarnya dalam siaran pers di Kantor BPS Sultra, Senin (3/11/2025)

Selain itu, BPS mencatat deflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,58 persen dan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 2,66 persen pada Oktober 2025.

 

Nilai Tukar Petani Turun 4,57 Persen

Kinerja sektor pertanian menunjukkan pelemahan. Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Tenggara pada Oktober 2025 turun 4,57 persen, dari 106,70 menjadi 101,82.

Penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 4,88 persen, yang lebih dalam dibanding penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,33 persen.

BPS juga melaporkan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) turun 0,44 persen, dipicu oleh menurunnya nilai indeks pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.

Sektor Pariwisata Lesu

Pada sektor pariwisata, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Sulawesi Tenggara pada September 2025 tercatat 33,44 persen, turun 4,46 poin dari bulan sebelumnya.

Tingkat Pemakaian Tempat Tidur (TPTT) juga turun 4,03 poin menjadi 32,54 persen.
Rata-rata lama menginap tamu hotel bintang tercatat 1,18 malam, sedikit lebih rendah dibanding Agustus (1,19 malam).

Dari total tamu hotel, 98,46 persen merupakan tamu domestik dan hanya 1,54 persen tamu asing, menunjukkan penurunan kunjungan wisatawan mancanegara.

Transportasi Udara dan Laut Turun

Jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat dari Sultra pada September 2025 tercatat 56.467 orang, turun 2,08 persen dibanding Agustus. Sementara penumpang yang datang juga turun 1,71 persen menjadi 55.440 orang.

Pada angkutan laut, jumlah penumpang berangkat mencapai 94.774 orang, turun 17,25 persen dibanding bulan sebelumnya. Jumlah penumpang datang turun 4,03 persen menjadi 92.914 orang.

Ekspor dan Impor Naik Tajam

Kinerja ekspor Sulawesi Tenggara pada September 2025 tercatat US$356,16 juta, naik 29,03 persen dibanding September 2024. Volume ekspor meningkat 50,12 persen menjadi 309,07 ribu ton.

Kenaikan signifikan terjadi pada komoditas besi dan baja yang naik 27,84 persen menjadi US$350,58 juta.

Dari sisi impor, nilai impor Sultra September 2025 mencapai US$180,04 juta, naik 57,13 persen dibanding tahun sebelumnya. Volume impor juga meningkat 44,25 persen menjadi 406,73 ribu ton.

Tiga negara pemasok utama adalah Tiongkok (US$374,11 juta), Singapura (US$274,74 juta), dan Malaysia (US$166,27 juta).

Menurut jenis barang, impor terbesar berasal dari mesin dan pesawat mekanik dengan peningkatan lebih dari 700 persen dibanding tahun lalu.

Luas Panen dan Produksi Padi Meningkat

Kabar baik datang dari sektor pertanian. Luas panen padi Sultra pada 2025 diperkirakan 153,96 ribu hektare, naik 18,43 persen dari tahun sebelumnya.

Produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP) diperkirakan 813,09 ribu ton, naik 21,96 persen, sedangkan produksi Gabah Kering Giling (GKG) mencapai 677,89 ribu ton.

Produksi beras untuk konsumsi penduduk diperkirakan 389,30 ribu ton, meningkat 21,96 persen dibandingkan 2024. (Rls)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here