Kendari – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia (RI) Tito Karnavian memimpin Rapat Koordinasi Kepala Daerah, Penyelenggara dan Pengawas Pemilu se-Provinsi Sulawesi Tenggara. Hadir juga pada kesempatan tersebut Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu dan sejumlah Kepala daerah di 16 Kabupaten Kota di Sultra. Acara dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Kendari, Jumat (27/10/2023).
Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Carnavian memberikan penjelasan tentang ekonomi dan inflasi sesuai delapan arahan Presiden RI Joko Widodo.
Menurut Mendagri saat rakor, ekonomi dan inflasi sangat penting karena menyangkut masalah rakyat.
“Kalau bicara soal pemilu dan pilkadaan itu konsumsi para elit rakyat menengah keatas tapi untuk rakyat menengah kebawah mereka lebih peduli urusannya adalah nomor satu sandang, pangan dan papan,” ungkapnya.
Selain itu, Mendagri juga mengatakan, berbagai negara terjadi ketidakstabilan politik, ekonomi dan keamanan bisa mengakibatkan kerusuhan.
Itu kalau situasi pangan tidak mencukupi, barangnya tidak ada dan harganya tidak terjangkau.
“Negara kita sudah membuktikan berkali-kali, kejatuhan pemerintahan yang pertama bung karno, disamping intrik politik tetapi juga di picu oleh inflasi yang sangat tinggi sampai 600% saat itu,” tambahnya.
Selanjutnya, Mantan Kapolri ini juga menambahkan, inflasi itu adalah kenaikan harga, barang dan jasa yang membuat biaya hidup menjadi tinggi.
Sementara itu, Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara mengungkapkan, fenomena El Nino menjadi penyebab gagal panen secara global.
Saat ini di Provinsi Sulawesi Tenggara sawah yang terdampak El Nino mencapai 8.356 hektare diantaranya yang telah mengalamai gagal panen sudah mencapai 1.682 hektare.
Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara No. 603 tahun 2023 tentang penetapan status tanggap darurat kekeringan di wilayah Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara.
“Menurunnya hasil produksi pertanian khususnya komoditi padi diperburuk dengan adanya spekulan yang bermain pada tingkat petani, akibatnya terjadi kenaikan harga inflasi dimana beras menjadi penyumbang terbesar yaitu 0,83%,” ujarnya.
Mantan Kapolda Sulawesi Tenggara juga ini mengatakan, terdapat 8 Kabupaten dan 1 Kota yang terdampak kekeringan akibat fenomena El Nino diantaranya yaitu, Bombana, Buton, Buton Tengah, Buton Selatan, Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan, Muna dan Kota Kendari.
“Tingkat inflasi sulawesi tenggara di bulan september mencapai 3,46%, telah mengalami penurunan di banding bulan sebelumnya (Agustus) sebesar 3,52%,” tambahnya.
Lanjutnya, Pj. Gubernur Sultra mengatakan, kondisi inflasi tersebut masih terkendali dan masih berada dalam batas wajar pada kisaran 2 sampai 4 persen yang ditetapkan pemerintah. (ADV)