Singapura – Wali Kota Kendari, dr. Hj. Siska Karina Imran, SKM, terus memperdalam pembelajaran dalam rangkaian Kursus Pemantapan Pemimpin Daerah (KPPD) yang digelar di Singapura.
Memasuki hari keempat pelaksanaan KPPD, para peserta mendapatkan wawasan mendalam mengenai konsep perumahan publik yang inklusif, hijau, dan berkelanjutan, salah satu kunci keberhasilan pembangunan kota modern di Singapura.
Kegiatan yang berlangsung Rabu (12/11/2025) ini dipandu oleh Prof. Fong Chun Wah, Practice Professor di NUS Cities, dan menjadi salah satu sesi yang paling berkesan bagi Wali Kota Kendari.
“Kunjungan ini membuka wawasan kami tentang bagaimana kebijakan perumahan dapat menjadi instrumen pemerataan kesejahteraan masyarakat. Banyak hal yang bisa diterapkan di Kendari untuk mewujudkan kawasan hunian yang layak, hijau, dan berkelanjutan,” ungkap Wali Kota.
Dalam sesi tersebut, peserta KPPD mempelajari bagaimana pemerintah Singapura berhasil mengatasi krisis perumahan pasca-kemerdekaan dengan membentuk Housing and Development Board (HDB) pada tahun 1960.
Kini, lebih dari 80 persen penduduk Singapura tinggal di apartemen HDB, dan sebagian besar telah menjadi pemilik rumah sendiri berkat Home Ownership Scheme serta skema tabungan sosial Central Provident Fund (CPF).
Kebijakan tersebut tidak hanya memastikan setiap warga memiliki tempat tinggal yang layak, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan stabilitas nasional, sebagaimana pesan mendiang Lee Kuan Yew:
“Jika setiap keluarga memiliki rumah sendiri, negara akan lebih stabil.”
Peserta KPPD juga mempelajari konsep hardware–software–heartware yang menjadi fondasi utama keberhasilan sistem perumahan publik di Singapura:
- Hardware mencakup pembangunan infrastruktur fisik seperti taman, ruang hijau, dan fasilitas publik yang nyaman.
- Software berisi kebijakan integrasi sosial dan sistem pemilihan unit yang adil bagi semua warga.
Heartware menekankan pentingnya pemberdayaan komunitas melalui program Heartland Ambassador dan Community Engagement Initiatives untuk menumbuhkan rasa kebersamaan antarwarga.
Sebagai bagian dari pembelajaran, peserta KPPD juga melakukan kunjungan lapangan ke Punggol New Town, kawasan percontohan yang mengusung prinsip Live Well, Live Green, Live Connected.
Kawasan yang dikenal sebagai waterfront town of the 21st century ini memadukan hunian, ruang kerja, transportasi publik, serta ruang hijau dan biru (air) dalam satu sistem kota berkelanjutan.
Punggol bahkan berhasil meraih ULI Global Award for Excellence 2021 karena sukses mengintegrasikan keberlanjutan, teknologi cerdas, dan kehidupan komunitas yang harmonis.
Peserta turut meninjau penerapan Smart & Sustainable Living Framework di Northshore District dan proyek Treelodge@Punggol, yang menggunakan panel surya, sistem daur ulang limbah, dan teknologi pengelolaan air pintar.

Usai kunjungan, Wali Kota Kendari menilai bahwa pendekatan holistik Singapura dalam pengelolaan perumahan publik—mulai dari perencanaan ruang, desain lingkungan, hingga penguatan komunitas—sangat relevan dengan arah pembangunan Kendari.
“Pendekatan yang menggabungkan aspek sosial, lingkungan, dan teknologi ini sejalan dengan visi kami menjadikan Kendari sebagai kota hijau dan tangguh. Kami ingin membangun kawasan perumahan publik yang bukan hanya layak huni, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan masyarakat,” jelasnya.
Sesi hari keempat KPPD ini menjadi pembelajaran lapangan penting bagi seluruh kepala daerah peserta, menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan kota berkelanjutan tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur fisik, tetapi juga oleh kebijakan sosial dan partisipasi masyarakat.
Melalui pengalaman ini, Wali Kota Kendari berharap dapat membawa inspirasi untuk merancang kebijakan perumahan yang inklusif, hijau, dan berdaya saing, guna mewujudkan Kendari sebagai kota cerdas dan ramah lingkungan di masa depan. (Red)

























