
MNC Trijaya Kendari, Unaaha – Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Permasalahan stunting ini menjadi Strategi nasional dimana terdapat langkah-langkah berupa 5 (lima) pilar yang berisikan kegiatan untuk Percepatan Penurunan Stunting dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan melalui pencapaian target nasional prevalensi Stunting yang diukur pada anak berusia di bawah 5 (lima) tahun.
Percepatan penurunan stunting bukan hanya menjadi tugas pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota tentunya mempunyai peran dalam perecepatan penurunan stunting salah satunya mensosialisasikan kebijakan percepatan pencegahan stunting, memfasilitasi pembinaan, pemantauan dan pengendalian, evaluasi, dan tindak lanjut atas kebijakan pelaksanaan program dan anggaran intervensi gizi prioritas di wilayah kabupaten/kota.
Dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Konawe, Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa meminta organisasi perangkat daerah (OPD) di kabupaten itu agar bersinergi untuk menuntaskan masalah kasus kekerdilan (stunting), sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah kepada masyarakat.
“Masalah stunting ini harus menjadi gerakan bersama. Semua OPD agar menempatkan masalah stunting sebagai prioritas penanganan dalam program kerjanya,” katanya di Kendari, Rabu (13/7/2022).
Kery menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis.
“Stunting dapat berdampak langsung atau mempengaruhi kecerdasan intelektual anak dalam tumbuh kembangnya,” katanya.
Untuk diketahui, Stunting dapat diintervensi dengan gizi spesifik dan gizi negatif. Intervensi gizi spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan dimulai dari masa kehamilan ibu hingga melahirkan balita.
Yang meliputi intervensi gizi spesifik, yaitu pemberian makanan pada ibu hamil, ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, pemberian ASI didampingi oleh pemberian MPASI pada usia 6-24 bulan, dan berikan imunisasi lengkap pada anak.
Editor: Hengky-MNC Trijaya