Kendari — Bea Cukai Kendari kembali melaksanakan asistensi dan melakukan peninjauan ke pabrik pengolahan tepung tapioka di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Rabu (15/10/2025).
Sektor industri pengolahan hasil pertanian di Sulawesi Tenggara terus menunjukkan geliat positif. Salah satu motor penggeraknya adalah PT Agri Cassava Makmur, perusahaan yang beroperasi sejak September 2024 dan fokus mengolah ubi kayu segar menjadi tepung tapioka sebagai bentuk dukungan terhadap program hilirisasi pertanian nasional.
Dalam proses produksinya, perusahaan tersebut mengandalkan mesin berkapasitas tinggi yang mampu mengolah hingga 200 ton ubi kayu segar per jam. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, PT Agri Cassava Makmur memerlukan sekitar 3.000 hektare lahan budidaya ubi kayu. Saat ini baru 250 hektare lahan yang telah dimanfaatkan.
“Potensi lahan masih sangat besar. Kami sangat membutuhkan dukungan berbagai pihak untuk percepatan penyiapan lahan tanam agar kapasitas produksi bisa dimanfaatkan secara maksimal,” ujar Tjong Ten Po, Manager Operasional PT Agri Cassava Makmur.
Saat ini, produk tepung tapioka hasil olahan perusahaan tersebut masih dipasarkan di pasar lokal. Namun dalam waktu dekat, perusahaan berencana mengekspornya ke luar negeri.
Sebagai bentuk dukungan, Bea Cukai Kendari bersama Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Tenggara telah melakukan asistensi dan pendampingan teknis terhadap rencana ekspor tersebut. Kedua instansi berkomitmen memastikan kelancaran proses ekspor mulai dari pemenuhan standar karantina, mutu produk, hingga fasilitas kepabeanan agar produk unggulan daerah ini mampu bersaing di pasar global.
Langkah PT Agri Cassava Makmur ini sejalan dengan salah satu Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni memperkuat hilirisasi sektor pertanian untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri.
Melalui hilirisasi, produk pertanian tidak lagi dijual dalam bentuk bahan mentah, tetapi diolah menjadi produk bernilai ekspor yang mampu menggerakkan ekonomi daerah.
Selain itu, keberadaan industri ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani lokal yang menjadi mitra perusahaan. Melalui sistem kemitraan budidaya ubi kayu, petani memperoleh kepastian pasar, harga, serta akses terhadap pembinaan dan pendampingan produksi.
“Upaya hilirisasi seperti ini bukan hanya memperkuat industri pengolahan, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan memberikan dampak langsung bagi petani di daerah,” ungkap Trisman Awaludin, Fungsional Ahli Pratama Bea Cukai Kendari.
Pemerintah daerah Sulawesi Tenggara diharapkan turut memperkuat sinergi dalam pengembangan sektor ini, terutama dalam penyediaan lahan produktif.
Dengan dukungan lintas sektor, PT Agri Cassava Makmur optimistis dapat menjadi pelopor ekspor tepung tapioka dari Sulawesi Tenggara sekaligus menjadi contoh keberhasilan transformasi ekonomi berbasis hilirisasi pertanian dan pemberdayaan petani lokal. (Red)