Jakarta – Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Asmawa Tosepu, memastikan seluruh kesiapan penugasan 1.000 Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) ke Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Utara berjalan optimal, mulai dari logistik, tempat tinggal hingga penyaluran bantuan bagi masyarakat terdampak.
Asmawa Tosepu menegaskan, pihaknya akan mengawal langsung seluruh rangkaian kegiatan Kemendagri di Aceh, termasuk keberangkatan Tim Aju (Tim Pendahulu) yang dijadwalkan berangkat pada 29 Desember 2025 melalui Medan.
“Tim pendahulu akan menyiapkan seluruh kebutuhan pendukung bagi praja IPDN selama bertugas di lapangan, mulai dari lokasi tempat tinggal, tenda, dapur umum, MCK, hingga penataan dan ploting area,” ujar Asmawa Tosepu, Jumat (26/12/2025).
Ia menjelaskan, Tim Aju terdiri dari unsur Biro Umum Setjen Kemendagri, Wakil Rektor II IPDN beserta tim, serta unsur Direktorat Bencana Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan (Bina Adwil). Tim ini juga bertugas melakukan identifikasi kebutuhan dasar masyarakat yang harus segera dipenuhi.
Selain menyiapkan personel, Asmawa Tosepu menyampaikan bahwa Kemendagri juga telah menyiapkan dukungan logistik bantuan skala besar. Pada 26 Desember 2025, bantuan dari Daehan Global telah diberangkatkan menuju Medan berupa 100.000 potong pakaian baru, terdiri dari 1.100 kaus (T-shirt) dan 98.900 celana panjang, untuk masyarakat terdampak di Aceh.
“Kami memastikan penyaluran bantuan ini berjalan tepat sasaran, tertib, dan sesuai kebutuhan masyarakat di lapangan,” tegasnya.
Asmawa Tosepu juga menyebutkan, pihaknya akan melakukan koordinasi teknis terkait rencana penyaluran bantuan Menteri Dalam Negeri yang dijadwalkan pada 29 Desember 2025 di Aceh Utara. Pada kesempatan tersebut, akan dilakukan pula pengecekan serta pemastian lokasi pembangunan Hunian Tetap (Huntap) di Aceh Tamiang dan Aceh Utara.
Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari komitmen Kemendagri untuk memastikan proses penanganan darurat hingga pemulihan pascabencana dapat berjalan terintegrasi.
“Untuk mendukung seluruh rangkaian kegiatan ini, dibutuhkan anggaran sekitar Rp35 hingga Rp40 miliar, dan kami pastikan penggunaannya efektif serta akuntabel,” pungkas Asmawa Tosepu. (HenQ)


























