Jakarta – Persoalan pelayanan konsumen kembali menyeret nama WOM Finance setelah seorang debitur asal Kota Kendari, Totalina, mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari oknum pegawai WOM Finance Cabang Kendari. Kasus ini kini berbuntut panjang hingga melibatkan lembaga pendampingan Aliansi Pemuda dan Pelajar (AP2) Sulawesi Tenggara.
Permasalahan bermula dari dugaan pelecehan serta tindakan intimidatif yang diduga dilakukan oknum pegawai WOM Finance Kendari terhadap Totalina. Tidak hanya itu, unit kendaraan milik Totalina juga disebut ditarik secara sepihak di dalam ruang penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulawesi Tenggara, sebuah tindakan yang menuai protes keras dari pihak keluarga maupun pendamping hukum.
Melihat ketidakjelasan proses dan dugaan pelanggaran tersebut, AP2 Sultra turun tangan mendampingi Totalina untuk mencari penyelesaian mulai dari tingkat daerah hingga pusat.
AP2 mengaku sudah dua kali mendatangi kantor pusat WOM Finance di Jakarta. Namun mereka menyebut bahwa pengaduan yang diajukan tidak mendapatkan respons sebagaimana mestinya.
Menurut keterangan AP2, setiap kedatangan mereka hanya diterima seorang pegawai perempuan yang kemudian mengarahkan untuk berkomunikasi dengan admin pelayanan bernama Keyla. Namun admin tersebut disebut tidak pernah merespons laporan dan komunikasi yang disampaikan, baik secara langsung maupun melalui saluran pengaduan yang tersedia.
“Kami sudah dua kali ke kantor pusat. Tapi pengaduan kami tidak pernah ditanggapi. Admin yang bersangkutan seperti mengabaikan laporan masyarakat,” ujar perwakilan AP2.
AP2 menilai sikap tersebut mencerminkan buruknya pelayanan terhadap konsumen dan dapat merusak nama baik perusahaan. Karena itu, mereka mendesak manajemen WOM Finance segera turun tangan dan mengevaluasi kinerja admin pengaduan.
Merasa tidak mendapatkan kepastian dan solusi, AP2 menegaskan akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di kantor pusat WOM Finance Jakarta. Mereka menuntut manajemen mencopot admin pelayanan yang dinilai arogan dan tidak profesional.
“Sikap mengabaikan pengaduan ini tidak bisa ditoleransi. Kami akan menggelar aksi di WOM pusat jika persoalan tidak segera ditangani,” kata AP2. (Rls)


























