Konawe, Sulawesi Tenggara — Inisiatif kolektif bertajuk Ruruhi Project resmi menggagas pengembangan Hutan Pinus Baini sebagai Eco-Park, yang diharapkan menjadi destinasi desa wisata berbasis ekologi di Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe.
Ruruhi Project dipelopori oleh Fior Yasrin bersama Pokdarwis Baini, Pemerintah Desa, serta didukung penuh akademisi, salah satunya Isnawati, dosen Informatika Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo (FT UHO). Kehadiran Isnawati memperkuat aspek digitalisasi dan tata kelola berbasis teknologi untuk mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Melalui kolaborasi ini, Ruruhi Project ingin mengubah potensi hutan pinus yang selama ini belum dikelola optimal menjadi pusat ekowisata, edukasi konservasi, sekaligus ruang kreasi bagi masyarakat. Selain memanfaatkan daya tarik alam, proyek ini juga mendorong pengembangan ekonomi kreatif lokal seperti kerajinan tangan Boru dan tikar, yang diharapkan memberi nilai tambah bagi warga.
“Ruruhi Project bukan hanya tentang wisata, tapi juga bagaimana masyarakat desa bisa terlibat langsung dalam konservasi, mengelola potensi ekonomi, dan menjadikan hutan pinus sebagai sumber pembelajaran lingkungan,” ungkap Fior Yasrin, penggagas program.
Sejak mulai berjalan pada 1 Juni 2025, proyek ini telah memasuki bulan ketiga dengan capaian signifikan, mulai dari pembangunan konsep ekowisata hingga pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan partisipatif.
Ketua Pokdarwis Baini, Istaman, berharap Ruruhi Project dapat mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak agar cita-cita Desa Baini sebagai desa wisata ekologis bisa terwujud. “Dengan dukungan pemerintah, akademisi, dan masyarakat, Hutan Pinus Baini dapat menjadi ikon baru pariwisata Konawe,” ujarnya. (Irwan)