Konawe – Kementerian Lingkungan Hidup dan Oceans Banggai Indonesia bersama Pemerintah Daerah dan masyarakat Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, melaksanakan kegiatan transplantasi karang menggunakan metode spider. Kegiatan ini merupakan bagian dari program rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut.
Acara diawali dengan sosialisasi yang dihadiri Camat Soropia, Kapolsek Soropia, Koramil Soropia, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi, Kepala Desa Tapulaga, Karang Taruna, tokoh masyarakat, nelayan, serta pemuda setempat. Dalam kegiatan tersebut, peserta diberikan pemahaman mengenai fungsi strategis terumbu karang, di antaranya sebagai pelindung pantai dari abrasi, penyedia makanan bagi biota laut, serta penopang keseimbangan ekosistem perairan.
Selain itu, peserta juga diberi penjelasan mengenai dampak kerusakan terumbu karang, seperti berkurangnya populasi ikan dan menurunnya potensi wisata bahari. Kondisi tersebut tentu berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Metode spider yang digunakan dalam kegiatan ini dilakukan dengan menempelkan fragmen karang hidup pada rangka berbentuk jaring laba-laba (hexagonal) yang terbuat dari bahan ramah lingkungan. Metode ini dinilai efektif untuk mempercepat proses pemulihan ekosistem karang rusak sekaligus mendukung keberlanjutan biodiversitas laut.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Oceans Banggai Indonesia menegaskan, rehabilitasi terumbu karang bukan hanya sekadar upaya konservasi, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang bagi pembangunan daerah. Terumbu karang yang sehat diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata bahari berbasis ekowisata di Soropia, khususnya Desa Tapulaga, sehingga memberi manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian laut.
Kegiatan transplantasi ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan dalam mewujudkan pengelolaan ekosistem laut yang berkelanjutan di Kabupaten Konawe. (Rls)